Pada saat akan mengerjakan shalat, sebagian besar dari kita mengambil air wudhu karena memang itu syarat syahnya shalat. Namun, keutamaan wudhu ternyata begitu besarnya seperti tertulis di hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Dan barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya maka kerjakanlah hal itu”". (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Subhanallah! Dari hadits tersebut jelas sekali bahwa Rasulullah saw memerintahkan melalui kata beliau ‘kerjakanlah’ yang artinya ini sesuatu yang utama bagi seorang muslim karena manfaatnya yang besar sekali. Bila kita mengaku seorang muslim tentu apa-apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw sepantasnya kita kerjakan karena tak mungkin Rasulullah Muhammad saw. menyesatkan umatnya.
Saya pernah mengamati perilaku ini ketika menerima seorang tamu dari Australia, Imam Ibrahim, yang sempat tinggal beberapa minggu di Jakarta. Saya amati Imam Ibrahim ini jarang sekali berwudhu saat sebelum shalat berjamaah dengan saya di masjid, paling banter juga berkumur. Ternyata dia selalu menjaga wudhunya sepanjang hari. Subhanallah …. Jadi dimanapun berada, ketika saat shalat tiba dia tak perlu mengambil air wudhu lagi.
Ini adalah sebuah amalan yang baik yaitu memaknai ‘wudhu’ tak sebesar hanya pada memenuhi syarat untuk mengerjakan shalat atau akan memegang mushaf Quran sebelum membacanya, namun kenapa tidak wudhu dijaga sepanjang mungkin, atau kalau meminjam istilah Rasul saw. dengan ‘memperlebar putihnya’?
Sebenarnya ini bukan suatu hal yang sulit bila memang kita ingin melakukannya dengan niat kuat bahwa kita faham ‘nilai’ dari wudhu itu sendiri. Misalnya setelah shalat Subuh berjamaah di masjid, kita pertahankan terus hingga di perjalanan menuju tempat kerja dan kemudian pada saat mengerjakan shalat Dhuha di tempat kerja, kita tak perlu mengambil air wudhu lagi. Tak hanya itu saja, sepanjang perjalanan menuju tempat kerja bisa kita bayangkan bahwa kita dalam keadaan bersuci sehingga bila kita mengingat ini insya Allah akan membantu kita untuk ‘menahan diri’ dari syahwat mata, syahwat pendengaran, atau godaan setan lainnya.
Sungguh, pada awalnya saya melakukan wudhu jauh sebelum saat shalat karena alasan praktis agar tak berwudhu lagi saat shalat tiba. Hal ini dipicu saat saya mulai bersepeda ke tempat kerja sejak Nopember 2006. Pada saat pulang, hampir bisa dipastikan saya terkena satu atau bahkan dua saat shalat fardhu: Maghrib dan/atau Isya. Misalnya saya pulang dari tempat kerja jam 17:00, sudah dipastikan saya akan Maghrib di jalan karena ingin BMW (berjamaah di masjid pada awal waktu). Karena bila bersepeda cukup ribet (musti melepas perlengkapan bersepeda seperti tas, sarung tangan, helem, dsb.), maka saya selalu berwudhu terlebih dahulu sehingga pada saat terdengar adzan di pertengahan jalan, saya tak perlu lagi mengambil air wudhu. Alhamdulillah hal ini berjalan lancar meski kadang-kadang gagal karena sempat buang angin di perjalanan. Namun lama kelamaan terlatih karena pada saat makan memilih makanan yang tak berpotensi untuk buang angin pada nantinya.
Setiap saat wudhu, kenapa tidak?
Pada kesempatan liqo’ dengan ustad Ade Purnama di Kantor Pusat Indosat saya menanyakan lagi tentang hal ini. Beliau memberikan konfirmasi bahwa berwudhu tak hanya dianjurkan pada saat akan mengerjakan shalat saja namun setiap saat bagus kita selalu menjaga wudhu kita. Berdasarkan pendapat pak ustad tersebut, mengapa kita tak biasakan selalu berwudhu meski pada saat tak akan mengerjakan shalat? Misalnya, sebelum bepergian kita berwudhu. Hal ini tentu akan menjaga kebersihan kita dari kemungkinan godaan-godaan setan. Kita pun tak pernah tahu kapan kontrak kita di dunia ini berakhir, namun betapa indahnya bila setiap saat kita dipanggil olehNya kita sudah siap karena telah berwudhu …dalam keadaan bersuci. Subhanallah! Ini yang tentunya kita cita-citakan.
Manfaat selalu menjaga wudhu tentu banyak sekali, antara lain:
- Menghemat waktu karena pada saat di perjalanan, terutama, pada saat kita sibuk mencari masjid untuk mendirikan shalat BMW, mungkin kita tak ketinggalan shalat BMW (masbuk) karena bisa langsung masuk barisan shaf;
- Melatih diri untuk mengelola buang angin kita dengan mulai memilih makanan yang tak berpotensi untuk buang angin, atau makan tak terlalu banyak sehingga sehat;
- Dalam beberapa hal menghemat penggunaan air, terutama bila kita bisa menahan buang angin dalam kurun yang panjang;
- Insya Allah terjaga dari kemungkinan berbuat maksiat karena kita dalam keadaan bersuci. Godaan syetan dan iblis itu sungguh luar biasa dan kadang masuk dalam relung hati kita dengan sangat halus karena lihainya mereka mengelabui diri kita.
Itu hanya beberapa manfaat nyata duniawi saja, namun manfaat ukhrawinya (akhirat) sungguh luar biasa seperti kita bisa lihat nukilan hadits berikut ini :
Dari Abu Hurairah ra. …… Beliau (Rasullah saw.) bersabda: “Sesungguhnya saudara-saudara kami itu akan datang dalam keadaan putih cemerlang karena wudhu dan aku yang akan membimbing mereka ke telaga”. (Riwayat Muslim)
Bayangkan! Bila kita selalu menjaga wudhu kita, kita akan disambut oleh Rasulullah saw. dan dibimbing beliau menuju telaga nan indah …..!!! Subhanallah …
0 komentar